Alkisah ada seorang pemuka agama yang sangat taat beribadah. Pada suatu ketika, kampung tempat pemuka agama tersebut tinggal sedang dilanda banjir hebat. Ketika banjir sudah setinggi lutut dan air memenuhi seluruh ruangan di rumahnya, seorang warga yang mengendarai truk datang untuk menjemput si pemuka agama. Namun pemuka agama itu menolak ajakan warga untuk mengungsi. Ia berkata, “Pergilah! Tuhan akan menolongku.”
Beberapa jam kemudian banjir sudah mulai meninggi hingga mencapai leher si pemuka agama. Tim penyelamat yang datang dengan menggunakan perahu karet mengajaknya untuk mengungsi. Namun sekali lagi ia menolak bantuan tersebut. Kembali ia berkata kepada tim penyelamat, “Pergilah! Tuhan pasti akan menolongku.”
Akhirnya hujan semakin meninggi, sehingga pemuka agama itu harus berdiri di atas atap rumahnya. Sekali lagi bantuan datang. Sebuah helikopter menurunkan tali untuk mengangkat pemuka agama itu. Namun lagi-lagi ia menolak dan berkata, “Pergilah hai orang tidak beriman. Tuhan pasti memberikan pertolongan kepadaku.”
Selang beberapa menit setelah helikopter meninggalkannya, banjir menghanyutkan dan menewaskannya. Sesampainya di akhirat, si pemuka agama bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, mengapa Engkau tidak menolongku?” Tuhan berkata, “Aku sudah menolongmu sebanyak tiga kali. Yang pertama dengan truk, yang kedua dengan perahu karet, dan yang ketiga adalah dengan helikopter. Namun kamu tidak mau menerima pertolonganku.”
Sobat sukses, ingatlah bahwa bahkan burung pipit dipelihara oleh Tuhan, apalagi manusia sebagai ciptaanNya yang paling mulia pasti dipeliharaNya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Namun Tuhan tidak memberi makan burung pipit langsung di sarangnya. Si burung pipit tetap harus mencari makan di luar sarangnya.
Demikian pula dengan manusia. Pertolongan Tuhan tidak langsung turun dari langit. Pertolongan Tuhan disalurkan melalui tangan orang lain dengan cara yang indah dan diluar nalar manusia. Pertolongan Tuhan itu “ada-ada saja.” Karena seringkali cara Tuhan menolong kita tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan dan kita harapkan.
Seringkali pertolongan Tuhan datang dalam hal-hal yang kecil dan remeh. Saking remehnya, kita menjadi tidak sadar bahwa Tuhan sedang menolong kita. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap hal-hal kecil dan remeh yang terjadi di sekitar kita.
Diadaptasi dari buku The Science of Luck