Adam Khoo mengawali bab ini dengan menyatakan bahwa dengan uang kita dapat menjalani gaya hidup yang kita impi-impikan, melakukan apa pun yang kita sukai, membeli barang yang kita inginkan dan membagikannya kepada orang yang kita sayangi, serta menjadikan dunia lebih indah dengan kedermawanan yang kita miliki. Di sini Adam Khoo ingin memperbaiki pola pikir pembaca yang menganggap uang sebagai sesuatu yang negatif. Adam ingin memberitahu bahwa uang bukanlah akar dari segala kejahatan.
Aset Penghasil Uang
Lebih lanjut, ia berkata bahwa setiap kita memiliki aset penghasil uang yang sama dengan yang dimiliki oleh Bill Gates, Warren Buffet dan Donald Trump. Aset ini adalah aset intelektual. Bila kita berinvestasi dengan mengembangkan pengetahuan dan keahlian di bidang pendidikan finansial, maka apa yang telah kita investasikan akan memberikan keuntungan 1.000%. Adam sangat yakin dengan hal ini. Telah banyak perusahaan besar, seperti Microsoft dan Google yang dimulai dari garasi dan berkembang dari ide-ide jenius pendirinya. Dan ternyata, kita memiliki otak yang strukturnya sama persis dengan mereka miliki. Maka bila mereka bisa membangun kekayaan jutaan dollar, kita pun memiliki modal yang sama.
Papa yang Pelit dan Anak yang Sukses
Sedikit kisah mengenai Adam Khoo. Pada usia 26 tahun, ia telah menjadi salah satu jutawan swausaha termuda di Singapura. Tentu dalam kurs Dollar singapura, bukan Rupiah. Sekarang ini, ia telah berusia 31 tahun dan memiliki tiga buah bisnis dan berpenghasilan lebih dari $ 936.000 per tahun. Harta yang 6 digit ini, ternyata dimulai dari ide-ide yang dihasilkan oleh otak. Bukan dari pinjaman bank maupun investasi dari pihak luar. Sejak berumur 15 tahun ia sudah memiliki hasrat yang besar untuk mempelajari strategi para orang kaya. Ternyata hasratnya muncul dari menyaksikan ayah dan paman-pamannya yang memiliki pendapatan jutaan dollar dan begitu menikmati kebebasan finansial. Ini mempengaruhi alam bawah sadarnya sehingga ia berani berkata bahwa penghasilan satu juta dollar sangat mungkin dicapai.
Didikan yang keras dari ayahnya merupakan sumber keberhasilannya. Di dalam bab ini ia bercerita mengenai ayahnya yang kaya raya, namun memberikannya uang jajan di bawah uang jajan anak lain seusianya. Pada mulanya ia tidak senang dengan sikap ayahnya. Namun kemudian ia menyadari bahwa ayahnya berbuat seperti itu karena sang ayah tidak mau anaknya menjadi manja dan hancur berantakan seperti anak-anak orang kaya lain yang diberi fasilitas berlebih. Didikan ayahnya inilah yang membuatnya selalu lapar akan kekayaan dan keberhasilan.
Adam kecil belajar bahwa uang setara dengan kebebasan. Bila ia memiliki uang, ia dapat membeli video game yang disukainya tanpa diceramahi oleh ayahnya karena menghambur-hamburkan uang. Inilah yang menjadi motivasi terbesarnya dalam mencari uang di usia dini. Ia bercerita bahwa pada usia 13 tahun ia sudah bekerja dengan menjual alat tulis dari rumah ke rumah. Pada masa itulah ia belajar dua karakter penting dalam menjadi kaya, yakni mengatasi rasa malu dan perasaan takut ditolak.
Selain menjajakan alat tulis, Adam juga bekerja sebagai disc jockey dan pesulap. Namun kesibukannya dalam mencari uang membuat prestasinya di sekolah menjadi di bawah rata-rata. Hingga kemudian orang tuanya mengirim Adam ke sebuah perkemahan untuk memotivasi para remaja. Di perkemahan inilah ia mempelajari konsep Pemrograman Saraf-Linguistik (Neuro-Linguistic Programming/NLP) dan Proses Percepatan belajar (Accelerated Learning). Kemudian ia memutuskan untuk menjadi seorang pelajar yang berprestasi.
Pada saat ia masih SMP, Adam memulai bisnis disko keliling. Dari usahanya ini ia memperoleh penghasilan $2.100 hanya dalam satu malam. Uang yang diperolehnya tidak dihambur-hamburkan untuk senang-senang. Melainkan diinvestasikan untuk membeli sound system. Kemudian lahirlah ‘Def Beat Productions’, yang menyelenggarakan pesta-pesta keluarga.
Kemampuannya di bidang akademis ia manfaatkan untuk memberikan les dengan gaji $200 per bulan untuk satu orang. Tidak berhenti di sini, ia juga menjadi motivator bagi para pelajar yang ingin memperbaiki prestasinya di sekolah. Dari kegiatannya ini ia memperoleh penghasilan $2.000 per hari. Fantastik bukan?
Dari pengalaman hidupnya ia menulis buku ‘I Am Gifted, So Are You’. Buku ini menjadi best seller. Kemudian ia menulis tiga buku lagi, ‘How to Multiply Your Child’s Ingelligence’, ‘Charles in Starting a Business’, dan ‘Master Your Mind, Design Your Destiny’.
Ia sangat rajin membaca buku-buku karya Warren Buffet, Peter Lynch, dan George Soros. Dari ilmu ini ia menginvestasikan uangnya ke unit trust dan saham. Sehingga ia berhasil menggandakan uangnya menjadi lebih dari tiga kali lipat. Pada usia 26 tahun ia telah sukses mengumpulkan kekayaan bersih lebih dari satu juta dollar. Kalau dikurskan ke rupiah kurang lebih sepuluh miliar rupiah. Dahsyat!
Yang ingin Adam bagikan dari kisah suksesnya ini ialah bahwa uang adalah sebuah permainan. Maka kita harus mengetahui cara memainkannya. Permainan ini tidak pernah diajarkan di sekolah. Malahan sekolah mengajari kita untuk menjadi miskin. Mereka mencuci otak kita dengan mengajarkan ‘Belajar yang keras, dapatkan nilai yang baik dan pekerjaan yang bagus, dan kamu akan siap untuk menjalani hidup’.
Untuk menjadi pemenang di dalam permainan ini, kita harus memiliki pola pikir pemenang. Seorang pemenang akan mengambil tanggung jawab penuh atas hasil-hasil yang diterima dalam hidup mereka. Seorang pemenang tidak akan pernah mengeluh, meyalahkan orang lain atau memberikan pembenaran atas nasib buruk yang dialaminya. Ketika gajinya tak kunjung dinaikkan, seorang pemenang tidak akan menyalahkan atasan. Ia akan meperbaiki kualitas dirinya, bekerja lebih rajin dan lebih disiplin. Seorang pemenang menerapkan tujuh langkah menuju keberlimpahan finansial, yang akan dibahas di bab selanjutnya.
Artikel ini adalah bagian dari rangkaian bedah buku Secrets of Self-Made Millionaires karangan Adam Khoo. Saya sangat merekomendasikan buku ini bagi Anda yang mau melipatgandakan penghasilan hingga berkali-kali lipat. Klik di sini untuk membaca seluruh rangkaian buku ini. |
yalah mereka mempunyai nama kerefitas yg tinggi kali ya mana yg s1 gak pnya apa kali ya sih mau yayaya lah harsu ya mereka yadar kali ya sih mana s3 juga isteri ya setruk kali ya sih yayaya mau yayayaya mau ya sih harus mereka nagaca kali ya sih kalu enggak gak gak yadar kali ya sih mau yayaya lah sih yayaya sih mana s3 punyai dei gak punyai punya ketrampilan gak punya adalah bego kali ya sih harus ya sih yayaya laha km sama kau yag masih kterampilan aku kali yayaya lah sih yayay bego gombolok kali yayaya lah