Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian artikel Resensi Buku Three Feet from Gold. Pastikan Anda sudah membaca artikel tersebut sebelum membaca artikel ini.
Greg menelepon Don Green dengan maksud menanyakan rekan penulis yang terbaik baginya. Green pun memberikan sebuah nama, yaitu Sharon L. Lechter. Siapa sih yang tidak mengenail Sharon? Beliau adalah rekan penulis buku Rich Dad Poor Dad, sebuah buku yang telah menginspirasi jutaan orang di dunia.
Greg pun segera menghubungi Sharon. Sharon segera mengerjakan draft yang telah ditulis oleh Greg. Setelah penulisan ulang tersebut, naskahnya menjadi dua kali lipat, dan tokoh-tokoh yang diceritakan menjadi lebih hidup. Sharon pun menyarankan greg untuk lebih banyak mewawancarai kontributor wanita. Sharon menyarankan agar Greg mewawancari Debbi Fields-Rose, seorang wanita pendiri kerajaan roti Mrs. Fields.
Greg pun bertemu dengan Fields. Ada begitu banyak pelajaran berharga yang diperolehnya dari wawancaranya kali ini. Mrs. Fields bercerita tentang latar belakang kesuksesannya. Pada waktu ia masih kecil, ada sebuah aturan di keluarganya, yaitu setiap anggota keluarga harus menghabiskan makanannya, suka atau tidak suka. Pada suatu malam ia tidak menyukai makanan yang disuguhkan. Dan ibunya tidak membolehkannya untuk meninggalkan meja makan sebelum makanannya habis.
Jadilah Fields kecil menangis di meja makan hingga larut malam. Sejak saat itu ia bertekad untuk membuat masakan dengan bahan-bahan yang terbaik. Pada saat menerima gaji pertamanya sebagai pengasuh, ia menggunakan uangnya untuk membeli bahan-bahan terbaik. Kemudian hobinya terus berkembang hingga ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan roti.
Bukannya mendukung, ibunya malah memberikan kata-kata negatif. Bisnis ini terlalu beresiko, kamu tidak akan mampu menanganinya, kata ibunya. Namun tekadnya sudah bulat. Kata-kata negatif dari ibunya malah dijadikan penyemangat, ia bertekad untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh ibunya salah.
Sobat, jangan pernah biarkan orang lain menghalangi jalan Anda. Ubahlah kesulitan menjadi peluang.