Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian artikel Resensi Buku Three Feet from Gold. Pastikan Anda sudah membaca artikel tersebut sebelum membaca artikel ini.
Setelah puas bercakap-cakap dengan Don Green, Greg kembali pulang untuk menemui Jonathan Buckland. Selama di perjalanan ia memikirkan apa yang menjadi penghambat kesuksesannya. Ternyata masalahnya adalah ia berusaha untuk melakukan segala sesuatu sendirian. Sehingga ia tidak lagi mengerjakan sesuatu yang menjadi kekuatannya. Ia hanya membuang-buang waktu dan tenaga untuk hal-hal yang sebenarnya lebih menguntungkan bila dikerjakan oleh ahlinya. Ia kemudian berkomitmen dan menulis ke dalam buku catatannya: Gunakan kekuatan Anda, pekerjakan orang lain untuk kelemahan Anda.
Kemudian Greg menuju ke kantor milik Buckland. Di sana ia menceritakan betapa luar biasanya pengalaman yang baru saja dialaminya. Di dalam percakapannya dengan Buckland, Greg menerima sebuah ilmu baru lagi. Yaitu ia harus mencari bimbingan, dan bukan pendapat. Bimbingan berbeda dengan pendapat. Bila kita meminta pendapat kepada orang lain, biasanya mereka akan memberi kita alasan-alasan negatif untuk tidak mengerjakan apa yang kita rencanakan. Hal ini karena pendapat didasarkan pada ketidaktahuan atau kekurangtahuan. Hal ini berbeda dengan bimbingan. Bimbingan didasarkan pada kebijaksanaan dan pengalaman. Memang ada hal yang dapat menghambat kita untuk mewujudkan rencana. Tapi seorang yang memberi bimbingan malah akan memotivasi kita untuk menghadapi tantangan tersebut. Mereka akan mengajarkan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Setelah membuka pikiran Greg mengenai perbedaan antara pendapat dan bimbingan, Buckland kemudian menelepon salah satu sahabatnya, Ron Glosser. Glosser memberi sebuah pelajaran berharga lagi kepada Greg. Yaitu untuk tidak mengambil keputusan besar pada saat berada di lembah. Seperti yang kita ketahui, hidup manusia ada naik turunnya. Ada kalanya kita berada di gunung dan ada kalanya kita berada di lembah. Sangat penting untuk tidak mengambil keputusan besar pada saat kita berada di lembah. Karena pada saat kita berada di lembah, keputusan yang kita ambil didasarkan pada ketakutan, kesedihan, atau kekecewaan. Sebaiknya kita menunggu hingga kita naik. Sehingga keputusan yang kita ambil didasarkan pada kemajuan dan bukan pada kemunduran, bukan pada kerugian, melainkan pada potensi.
Pelajaran terakhir dari bab ini adalah sangat penting untuk menuliskan semua sasaran kita. Karena impian hanyalah sebuah impian sampai ia dituliskan, barulah ia menjadi sasaran.
cari pembimbing yang benar2 mau membantu itu yang cukup sulit ya..
“impian hanyalah sebuah impian sampai ia dituliskan, barulah ia menjadi sasaran.”
mantap! :rate tambah sedikit, dituliskan dan divisualisasikan.