Hubungan Antara Preman dan Kekuasaan

Malam-malam gini kuliah filsafat hukum. Disaat kantuk tengah menyerang, saya teringat akan percakapan saya dengan beberapa rekan. Saat itu kami berbincang-bincang mengenai maraknya tindakan anarkis di Indonesia. Lalu tiba-tiba entah dari mana saya mendapatkan kata-kata ini: Preman bisa berkuasa, dan penguasa bisa berperilaku seperti preman.

Maksudnya apa? Saat ini kita dapat melihat berbagai tindakan anarkisme. Siapakah para pelaku anarkisme tersebut? Mereka adalah para preman. Berbeda dengan zaman dahulu, dimana para preman identik dengan tubuh yang kekar dan penuh tato. Preman masa kini jauh dari tubuh yang kekar dan penuh tato. Namun mereka bisa dengan bebas melakukan berbagai tindakan anarkis. Mereka bisa bertindak anarkis dengan berkedok agama, suku, dan yang paling memprihatinkan adalah pendidikan. Mengapa mereka bisa dikatakan berkuasa? Karena dengan berbagai tindakan anarkis yang mereka lakukan, seperti merusak fasilitas umum dan menutup jalan, mereka telah menciptakan teror bagi masyarakat. Dengan teror itulah mereka berkuasa. Mereka dengan bebas merampas barang-barang milik orang lain, dari barang yang dijual di toko hingga barang yang paling berharga bagi seorang gadis.

Lalu bagaimana dengan penguasa yang berperilaku seperti preman? Di zaman dahulu kala, sikap premanisme yang dilakukan oleh penguasa dapat terlihat dengan jelas. Berbagai kekerasan dan pemaksaan yang dilakukan oleh oknum penguasa dapat kita jumpai dengan mudah. Namun pada zaman sekarang, kedoknya lebih halus. Tak percaya? lihatlah berapa banyak orang yang digusur. Lihatlah berapa banyak pengemis di jalan. Lihatlah berapa banyak orang yang kelaparan. Lihatlah berapa banyak sekolah yang rusak dan tidak diperbaiki. Ini semua adalah sebuah bentuk pembiaran, membiarkan rakyat hidup menderita. Dan pembiaran adalah perbuatan yang sangat kejam.

Lalu bagaimana solusi terhadap semua masalah ini? Jawabannya adalah menegakkan keadilan. Namun bukan keadilan yang hitam di atas putih, melainkan keadilan yang didasarkan pada hati nurani. Hai para pemimpin… Menangislah bersama rakyatmu yang sedang berduka. Jangan lagi engkau tidur di atas kasur penderitaan rakyat dan makan dari piring sengsara rakyat.

7 thoughts on “Hubungan Antara Preman dan Kekuasaan”

  1. Kalau masalah perubahan pelaku dan perilaku “preman” dan “penguasa”, kelihatannya mengikuti perubahan jaman yang tambah modern.
    Kalau penguasa bisa berperilaku seperti “preman”, itu sudah terjadi sejak dahulu, bahkan sebelum ada tulisan “power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely” ( at Apr 1887 by Lord Acton).
    Kalau masalah solusi, mending lewat pengadilan saja, apalagi kalau yang jadi hakim Bpk. Bowo sendiri. hahaha…

    Reply
  2. wahh… belom jadi hakim kok sudah berencana semena – mena wo…
    Saya kan rakyat tak bersalah yang tak punya kekuasaan(sambil pasang wajah innocent). hahaha

    Reply
  3. Sebuah perubahan antau kemundurunkah namanya? Sedangkan masih saja terus (hingga saat ini) yang kita dengar hanya apology, apology, dan apology. Hal itu tidak dapat dipungkiri lagi. Dikatakan bahwa ‘keadaan’ masih baik-baik saja. Baik-baik saja dari Hongkong? Benar yang dikatakan bapak, caranya lebih halus, tapi hasilnya jauuuhhh lebih kasar dan hancur-hancuran. Seringkali kita menyalahkan teknologi, tapi suatu saat teknologi akan berbalik ‘menyalahkan’ kita, dia akan bicara, “mengapa kamu membuat dan mengembangkan saya?”

    Reply
  4. preman ato penguasa.. penguasa ato preman.. preman = penguasa.. penguasa = preman..
    ada banyak persamaan juga perbedaan di antara keduanya.. tetapi jika penguasa seperti preman dan asalkan jiwa preman itu digunakan untuk melawan kedzaliman dalam pemerintahan mungkin saya mendukung, tetapi yang banyak terjadi sekarang kebalikannya.. sampai kapan premanisme bisa berakhir di negara kita?? jika bisa berkurang saja kita sudah bersyukur..

    Reply
  5. preman ato penguasa.. penguasa ato preman.. preman = penguasa.. penguasa = preman..
    ada banyak persamaan juga perbedaan di antara keduanya.. tetapi jika penguasa seperti preman dan asalkan jiwa preman itu digunakan untuk melawan kedzaliman dalam pemerintahan mungkin saya mendukung, tetapi yang banyak terjadi sekarang kebalikannya.. sampai kapan premanisme bisa berakhir di negara kita?? jika bisa berkurang saja kita sudah bersyukur..

    Reply

Leave a Comment