Hubungan Antara Penasaran dan Pemasaran

Penasaran dan pemasaran, dua buah kata yang konteksnya sangat berbeda. Kalau kita berbicara mengenai simbol, penasaran itu seperti sebuah tanda tanya (?). Sedangkan pemasaran seperti tanda seru (!). Penasaran diibaratkan tanda tanya karena penasaran selalu membuat kita bertanya-tanya. Lain halnya dengan pemasaran yang diibaratkan dengan tanda seru karena pemasaran seperti sebuah perintah, ayo, beli produk ini atau kamu akan saya kejar-kejar! Lalu si calon konsumen yang tidak senang akan membalas dengan sebuah tanda seru. Kamu adalah Penipu! Pergi! Saya tidak mau beli produk itu!

Pemasaran yang baru saya sebutkan itu adalah pemasaran konvensional, pemasaran yang ngotot >.<

Pemasaran modern sangat berbeda dengan pemasaran konvensional. Pemasaran modern harus dimulai dengan tanda tanya dan diakhiri dengan . Yaitu dengan membuat konsumen bertanya-tanya. Kok bisa ya seperti ini? Ada apa di sana, kok ramai? Apaan tuh, kok aneh? BIla konsumen penasaran, biasanya ia akan mencari tahu. Lalu ia akan mendekat untuk memenuhi rasa penasarannya. Setelah ia mendekat, kita buat ia lebih penasaran lagi. Kalau penasarannya benar-benar memuncak, ia akan betah mendengarkan presentasi produk yang kita bawakan. Biasanya setelah sampai di level ini, alam sadarnya akan berhenti bekerja. Yang bekerja hanya alam bawah sadar, dan kita tinggal mengarahkan alam bawah sadarnya untuk mengikuti perintah kita.

Mengapa penasaran sangat penting dalam penasaran?
Karena sekarang ini persaingan semakin ketat. Dulu konsumen yang mencari produsen. Namun sekarang produsenlah yang harus mendekati konsumen. Makanya muncul istilah jemput bola. Kalau kita tetap pada metode pemasaran yang lama, konsumen akan mengabaikan kita. Konsumen seperti buta dan tuli. Tidak melihat dan mendengar keberadaan kita. Sekeras apapun kita berteriak, konsumen tidak akan mendengarkan kita. Karena mereka telah terbiasa mendengar hal-hal seperti itu. Alam bawah sadar mereka sudah mengabaikan metode pemasaran tradisional.

Agar mereka melihat keberadaan kita, maka kita harus masuk ke alam bawah sadarnya. Bagaimana caranya? Buat mereka penasaran. Makanya sekarang ini banyak toko, terutama butik dan restoran yang memasang cermin yang besar. Cermin tersebut dipasang untuk menipu penglihatan orang-orang yang berada di luar. Bayangan di cermin membuat toko tersebut kelihatan ramai. Lalu mereka penasaran. Kok toko tersebut bisa ramai? Apa yang membuat toko tersebut ramai? Mereka akan penasaran dan mencari tahu apa yang membuat toko tersebut ramai.

Lalu ada rumah makan yang nama menunya aneh dan membuat penasaran, seperti rawon setan, es kuntilanak, es jerman, dll. Rasa makanan dan minuman tersebut sebenarnya tidak jauh beda dengan yang lain. Tapi namanya yang membuat orang penasaran. Itulah kunci pemasaran di abad ini.

NB: Catatan ini hanya bahan renungan saya yang selama ini penasaran mengapa ada pemasar yang sukses dan ada pemasar yang gagal. Catatan ini bukan rekomendasi. Saya bukan ahli marketing. Saya hanyalah seorang gembel internet

2 thoughts on “Hubungan Antara Penasaran dan Pemasaran”

  1. Wah anda merendah….saat ini banyak praktisi pemasaran dipaksa harus belajar internet marketing, termasuk saya. Kalau tidak wah bisa terbengong-bengong melihat pesatnya internet marketing.

    Salam Sukses

    Reply

Leave a Comment