Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian artikel Resensi Buku Three Feet from Gold. Pastikan Anda sudah membaca artikel tersebut sebelum membaca artikel ini.
Akhirnya Greg tiba di Fiji. Ia begitu terpesona dengan keindahan di Fiji. Beberapa saat setelah tiba di hotel, ia bertemu dengan seorang yang bernama John Hope Bryant. Bryant sedang mempersiapkan naskah untuk ceramahnya malam itu. Dari perbincangannya dengan Bryant, Greg mendapatkan banyak masukan berharga. Salah satunya adalah falsafah kesuksesan melalui kegagalan. Menurut Bryant, kesuksesan hanya datang dari kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan antusiasme.
Lebih lanjut menurut Bryant, sepuluh persen perilaku kita ditentukan oleh apa yang disodorkan kehidupan kepada kita. Namun sembilan puluh persen ditentukan dari bagaimana kita menyikapinya. Maka meskipun hidup ini terlihat sangat berat, kita berada di lingkungan yang keras, namun bila kita mampu mengendalikan diri dan menyikapinya dengan ketabahan dan bijaksana, niscaya kita akan mencapai kesuksesan.
Sebenarnya tujuan Buckland mengirim Greg ke Fiji bukan untuk bertemu dengan Bryant. Melainkan untuk bertemu dengan Mia, kekasihnya. Di tempat yang romantis ini mereka membangkitkan kembali kenangan manis mereka. Buah dari pertemuan ini adalah semakin membaranya semangat Greg untuk meraih kesuksesan. Meskipun ia sudah kehabisan uang, ia tetap bersemangat untuk meneruskan bukunya.
Ya. Kondisi keuangan Greg semakin memburuk. Namun ia tidak mau menyerah begitu saja. Kata-kata Ruben Gonzales senantiasa terngiang di telinganya. Gonzales sempat berkata “pertama muncul sebuah impian, diikuti oleh perjuangan, lalu ada kemenangan.” Saat ini Greg berada di tahap perjuangan dan ia memutuskan untuk tidak menyerah dan terus berjuang.