Bahaya Ayam Potong: Ini Bagian Ayam yang Tidak Boleh Dimakan

Ayam potong atau ayam broiler merupakan salah satu lauk pauk yang sangat digemari oleh masyarakat. Selain rasanya yang enak, daging ayam juga memiliki manfaat sebagai sumber protein hewani. Di pasar kita dapat menjumpai dua jenis ayam, yaitu ayam broiler/ras yang juga sering disebut ayam potong dan ayam kampung. Harga ayam kampung lebih mahal dibanding ayam potong, sehingga pada umumnya konsumen lebih memilih ayam potong. Namun sebelum Anda memutuskan untuk mengkonsumsinya, ada baiknya bila Anda memahami bahaya ayam potong.

Sumber foto: wikimedia.org

Bahaya makan ayam potong

Sebuah artikel yang di koran Jawa Pos edisi minggu, 11 Januari 2009 yang berjudul ‘Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim’ menyebutkan bahwa pria yang sering mengkonsumsi sayap dan paha ayam dari gerai fast food memiliki kecenderungan untuk lebih bersifat feminim. Hal ini disebabkan karena sayap dan paha merupakan tempat disuntikkannya hormon insulin X, yang merupakan hormon kewanitaan.

Bagi Anda yang sering mengkonsumsi paha dan sayap ayam tentu akan kaget dan tidak percaya dengan hal ini. Sebenarnya masih terdapat silang pendapat mengenai aman tidaknya mengkonsumsi ayam broiler atau ayam potong. Ada yang mengatakan mengkonsumsi ayam potong berbahaya dan ada juga yang mengatakan artikel-artikel tersebut hoax belaka. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda yakin mengkonsumsi ayam potong aman bagi kesehatan?

Bahaya ayam potong mulai dari formalin hingga hormon

Masyarakat Indonesia sudah berkali-kali dibuat ketar-ketir dengan ketamakan para peternak dan pedagang ayam broiler dalam mencari keuntungan. Sudah tak asing lagi di telinga ibu rumah tangga bahwa mengkonsumsi ayam broiler dapat mengancam kesehatan. Mulai dari ayam berformalin, ayam tiren, ayam yang disuntik air hingga ayam yang disuntik hormon dan antibiotik. Semuanya merugikan kesehatan konsumen. Pada artikel ini, pembahasan hanya berfokus pada pada ayam potong yang diberi suntikan hormon dan antibiotik. Karena dari keempat ancaman di atas, hanya suntikan pada ayam potong yang seolah-oleh dilegalkan oleh pemerintah. Sedangkan ketiga ancaman lainnya telah mendapat upaya pemberantasan dari pihak terkait. Pada prinsipnya pemberian hormon dan antibiotik pada ayam potong tidak dilarang, yang penting mengikuti prosedur yang berlaku.

Pro kontra pemberian hormon pada ayam broiler

Kita mulai dari pihak yang kontra, yakni pihak yang menyatakan bahwa mengkonsumsi ayam broiler itu aman bagi kesehatan. Beberapa pihak mengatakan bahwa suntik hormon pada ayam broiler adalah mitos belaka. Karena saat ini ayam broiler yang kita temui di pasaran merupakan ayam potong yang membawa gen-gen yang berkualitas. Disebutkan bahwa genetika ayam broiler sebenarnya berasal dari ayam yang sekarang kita sebut sebagai ayam kampung. Ayam kampung yang berkondisi baik lalu dipilih dan dibiakkan supaya bisa mendapatkan bibit unggul. Bibit unggul ini kemudian dibiakkan, lalu dipilih lagi anakan yang terbaik, demikian seterusnya, hingga diperoleh ayam potong yang benar-benar unggul. Ayam yang benar-benar unggul ini makannya sedikit, tapi cepat gemuk. Itulah yang menyebabkan harga ayam potong per kilogramnya jauh lebih murah dibanding harga daging lain.

Pendapat ini ditangkis oleh pihak pro. Dikatakan bahwa proses pembesaran ayam potong dari telur hingga siap dipotong hanya memakan waktu dua bulan. Hal ini dimungkinkan karena adanya penyuntikan hormon steroid yang dilakukan secara berkala ke tubuh ayam. Ini benar-benar terjadi di Indonesia. Peternak yang melakukan praktik seperti ini adalah peternak yang menjadi rekanan dari restoran fastfood. Tampaknya ini adalah ‘teknologi’ terbaru yang dibawa oleh pengelola restoran cepat saji dari luar negeri ke Indonesia. Ini berarti cepat atau lambat apa yang dialami oleh konsumen makanan cepat saji di luar negeri juga akan dialami oleh konsumen di Indonesia.

Di luar negeri, konsumen pria menjadi gay karena kebanyakan mengkonsumsi ayam dari restoran fast food. Hal ini disebabkan karena ayam-ayam yang menjadi bahan bakunya berasal dari ayam-ayam betina yang disuntik dengan hormon yang membantu si ayam untuk cepat tumbuh besar. Ayam betina dipilih karena lebih cepat tumbuh besar dan dagingnya lebih empuk Hal yang sangat disayangkan adalah hormon-hormon tersebut ternyata menumpuk di daging ayam. Ternyata hormon yang disuntikkan adalah hormon yang diperuntukkan bagi ayam betina. Jadi ketika seorang anak laki-laki terlalu banyak mengkonsumsi daging ayam di restoran fast food, dia mengakumulasi hormon-hormon ayam betina di badannya. Hormon-hormon ini tidak dapat keluar dari tubuh manusia melalui sistem pencernaan atau urin. Setelah anak laki-laki itu menjadi dewasa, alat reproduksinya tidak tumbuh sebagaimana mestinya dan dia menunjukkan minat kepada sesama pria.

Lebih lanjut lagi, di Jakarta, dilakukan sebuah penelitian oleh salah satu staff BPOM, Rusiana. Meskipun tidak berkaitan dengan penyuntikan hormon, hasil penelitian ini tetap patut untuk dipertimbangkan. Penelitian tersebut mengamati sampel hati dan paha ayam broiler yang diambil dari berbagai tempat pemotongan ayam di Jakarta. Ternyata didapati bahwa di hati ayam terdapat antibiotik penisilin. Hal ini terjadi karena hati berfungsi untuk menyaring zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan di daging paha, jumlahnya tidak banyak. Dari 160 sampel yang ada, ternyata sampel yang berasal dari peternakan besar bebas dari residu. Dan ternyata, peternakan besar ini memasarkan ayamnya ke swalayan-swalayan. Sehingga sudah pasti ayam-ayam broiler yang terdapat di pasar swalayan bebas residu.

Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa:

  1. Meskipun ada pihak yang mengatakan bahwa penyuntikan hormon terhadap ayam potong hanya mitos, namun ternyata tetap saja ditemukan peternak yang menggunakan hormon.
  2. Sebagian besar peternak yang menggunakan hormon adalah rekanan restoran fast food. Maka, sebisa mungkin batasi konsumsi ayam dari restoran fast food.

  3. Bagian tubuh ayam yang disuntikkan hormon adalah sayap dan paha. Jadi hindarilah bagian ini.

  4. Di hati ayam terdapat tumpukan antibiotik penisilin. Itulah sebabnya konsumen di luar negeri sangat menghindari bagian ini. Ada baiknya Anda juga tidak mengkonsumsi jeroan ayam.

  5. Membeli ayam broiler di pasar swalayan aman.

  6. Bila Anda membeli ayam di pasar tradisional, sebaiknya memilih ayam kampung.

 

21 thoughts on “Bahaya Ayam Potong: Ini Bagian Ayam yang Tidak Boleh Dimakan”

  1. Saya hanya ingin memberikan penjelasan terkait isu adanya hormon di daging ayam (potong). Hal ini tidak benar dan tidak ada fakta. Penggunaan hormon pertumbuhan pada unggas sudah tidak dipraktekkan di peternakan, selain tidak efisien dalam biaya produksi (karena harga hormon yang relatif mahal) dan tidak efektif. Penyuntukan hormon pada setiap ayam tidak efisien dalam waktu (peternak umumnya memelihara ayam potong relatif banyak, bisa sampai ribuan).
    Ayam potong saat ini memang sudah dikembangkan secara teknologi (genetika) relatif cepat tumbuh (berat sekitar 1 kg dapat dicapai dalam waktu 4-5 minggu). Hal ini ditunjang juga dengan kualitas pakan dan cara beternak yang baik.
    Sepanjang pengetahuan saya juga di luar negeri, peternakan ayam potong dan unggas lain tidak pernah menggunakan hormon. Ini isu tahun 70-an iya, saat itu peternak ayam ingin memicu pertumbuhan ayam menggunakan hormon kelamin, diestilstilbesterol (hormon kelamin betina). Setelah diketahui ada dampak negatif bagi konsumen, hormon itu dilarang.
    Seperti yang dikutip di atas, jika memang ada hormon Insulin X (perlu diketahui, ini bukan hormon kelamin) di dalam daging ayam (paha dan sayap), maka jika daging tersebut dimasak (digoreng, direbus, dipanggang), maka hormon insulin akan “rusak” (tidak lagi dapat berfungsi) akibat pemanasan, jika pun tidak rusak, hormon tersebut juga akan diurai di dalam pencernaan kita. Hormon insulin merupakan protein yang akan rusak dengan pemanasan dan enzim-enzim dalam pencernaan kita.
    Yang saya “heran” dan “khawatirkan” adalah pernyataan di dalam harian Jawa Post yang dikeluarkan oleh seorang direktur rumah sakit di Pangkalan Bun Kalimantan terkait adanya hormon di daging. Sayangnya, hal itu tidak berdasarkan fakta dan bukti ilmiah.
    Mohon maaf jika tidak berkenan, tetapi ini penting untuk meluruskan isu-isu negatif terkait daging dan makanan asal hewan lainnya yang berdampak pada kurangnya asupan protein hewani. Padahal protein hewani sangat baik dan diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

    Denny Lukman – Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB

    Reply
  2. @Denny Lukman:
    Itulah juga yang saya herankan. Kok bisa koran sekelas Jawa Pos memuat artikel yang masih simpang siur kebenarannya seperti itu. Tapi kalau pakar sudah angkat bicara, saya hanya bisa angkat tangan. Karena saya bukan pakar pangan maupun peternakan. Spesialisasi saya hanya di bidang perlindungan konsumen dan cybercrime (Meskipun dulu sempat belajar bioteknologi, jadi saya bisa tahu sedikit mengenai genetika). Yang saya tahu, undang-undang telah melindungi kepentingan konsumen. Maka demi kepentingan konsumen, produsen, dalam hal ini peternak dilarang untuk menternakkan hewan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Namun perlu diketahui bahwa penegakkan hukum di Indonesia sangat lemah. Maka ada baiknya konsumen amat sangat sangat berhati-hati dalam memilih pangan. Sebisa mungkin hindarilah pangan yang merugikan kesehatan.

    Saran buat Pak Denny, gimana kalau Pak Denny membahas mengenai perbedaan ayam kampung dan ayam broiler.

    Thanks buat masukannya.

    Reply
  3. memang simpang siur itu tulisan di Jawapos ttg hormon yg disuntik ke ayam. mungkin maksudnya adalah vaksin yang disuntikkan. kalo vaksin ayam, banyak banget yg disuntikkan pada ayam. dan itu bisa berbahaya bagi konsumen jika residunya masih ada ketika ayam dimakan manusia. Jadi sekali lagi bukan hormon, namun vaksin. ato antibiotika.

    Reply
  4. Halo semuanya, salam kenal
    Begitu saya baca, Jadi intinya gimana ya ??
    Boleh gk neh makan sayap/Paha ayam…
    Terkadang kita masyarakat awam sudah mempercayakan apa yg sudah di sediakan oleh penjual, walaupun masih ragu, tapi kita bisa apa ??
    contoh sudah maraknya junkfood di Indonesiia, dan kebetulan byk anak2 yg doyan, brati kasian dunk anak2 yg makan junkfood terutama paha / sayap ayam goreng ???
    Tolong donk untuk Negara Tercinta ini, perhatikan kepentingan dan kesehatan masyarakat kita………………………………………………………

    Reply
  5. Sulit untuk mengandalkan pemerintah. Mereka terlalu sibuk dengan urusan kampanye.
    Harus kita yang lebih selektif dalam memilih produk. Baca label kandungan nutrisi dari produk tersebut, dan jangan lupa untuk mencari informasi dari konsumen lain.

    Reply
  6. menurut saya makan ayam terlalu banyak tidak bagus juga….setelah saya baca dan cermati ini semua masalah apa yg dimakan dan bagaimana proses pertumbuhan si ayam.apakah sehat atau dengan cara dipercepat apapun itu yaaa.jdi saya sarankan untuk tidak memakan ayam setiap hari..karena mau baik atau tidaknya kandungan yg ada d dalami ayam,kalo kita makan setiap hari akan berdampak tidak bagus pada sistem saraf otak apalagi ayam suntikan…efeknya lebihh parah krn dapat meyulitkankan kita dalm memusat pikiran,bekerja,dan kandungan kandungan hormon tidak bagus.

    Reply
  7. menarik ulasan yang di atas. tidak hanya dari satu referensi sehingga bisa lebih membuka wawasan. klo saya, untuk konsumsi daging sebagai sumber protein hewani, terutama protein esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh memang sangat dibutuhkan tubuh setiap hari. namun, produk daging dan olahannyadi indonesia memang belum sepenuhnya memihak pada keamanan konsumen.oleh karena itu,, konsumen lebih berhati-hati, memastikan sendiri keamanan daging yang dikonsumsi. saya bersyukur bisa mengkonsumsi daging ayam hasil budidaya sendiri, sehingga jelas keamanannya. dan untuk mendapatkan hibah pembuatan usaha kewirausahaan mahasiswa dalam bidang peternakan dengan cara organik ,saya minta izin menggunakan isu di atas.

    Reply
    • untuk keamanan ssaya sangat setuju dengan pendapat ibu lina, pelihara sendiri mungkin terbebas dari penggunaan antibiotik, tp saya masih curiga dengan ada tidaknya transgenik pada ayam broiler.

      Reply
  8. saya termasuk peternak ayam broiler/pedaging. kadang saya juga kasihan kalo mesti “meracuni” masyarakat dengan ayam karbitan. karena percaya tidk percaya teknologi semakin canggih. kalaupun hormon tidak disuntikkan karena cost produksi jadi mahal, maka “diakali” dengan diberikan dalam bentuk minuman. karena percaya atau tidak, saya melakukan beberapa kali percobaan, ayam yang murni pakan tanpa obat2an, beda jauh pertumbuhan dengan yang dikarbit.

    Reply
  9. saya punya teman yg pernah bekerja di sebuah perush peternakan ayam besar yg mensuply ayam ke salah satu resto fast food ternama. setiap hari dia mendapat jatah katering berupa lauk ayam dari kantornya. sbg staf akunting dia harus melakukan stock opname ke kandang ayam. Dia mendapati di kandang banyak sekali obat2an hormon yg disuntikkan ke tubuh ayam tapi dia tidak menjelaskan obat atau hormon apa tapi yg jelas semenjak itu teman saya tsb sudah tidak mau lagi memakan katering daging ayam dari kantornya ataupun memakan ayam di resto fast food

    Reply
  10. Terima kasih Pak Yudi, Anda sebagai peternak dan Anda telah jujur. Untuk kaum muslim, selain ayam potong itu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan secara fisikal, juga perhatikan cara memotongnya, jika tidak dipotong secara Islam, maka bisa menimbulkan penyakit ruhani.

    Reply
  11. wah sudah 5 tahun saya beternak ayam broiler, saya tidak pernah menemukan ayam yang disuntik menggunakan hormon…. memang ada beberapa obat yang mirip hormon yang diminumkan ke ayam tapi perlu kita ketahui bersama bahwa perlu kajian lebih dalam tentang beda hormon dan asam amino.. sebab kebanyakan vitamin yang diminumkan pada ayam itu mengandung asam amino seperty lysin dan biotin yang bukan golongan hormon.. pakan memenuhi kebutuhan protein yg dibutuhkan ayam untuk tumbuh dan berkembang sehingga gen yg ada pada ayam bisa optimal.. mengenai penissilin (antibiotik) itu memang ada sebab ketika ayam sakit terkadang peternak tidak memberikan antibiotik sesuai dosis dan tidak memperhatikan waktu henti obat sebelum dipotong… menurut hemat saya mengkonsumsi ayam broiler itu baik, dan pembeli terlebih dahulu harus mengetahui tentang kualitas karkas ayam yang akan dibeli, sebab beda antara ayam sehat, sakit, disuntik, tiren, bangkai dll bisa diketahui dngn baik..

    Reply
  12. saya tidak mengerti …. ini adalah …kisah nyata …. ada sekitar 3 orang ….. balita yang hampir hari2nya konsumtif terhadap hati ayam …. saya juga tidak tau pasti kenapa demikian …. kenapa ketiga balita itu … lebih rentan terhadap penyakit …. apakah residu vaksin atau hormon atau penisilin ada dalam hati ayam tersebut atau tidak …. sementara yang lain … fine2 aja …. ketika …. saya kasih penjelasanya ….. eh malah di fitnah balik abis abisan …. disangka kita iri dengki …. atau maksa supaya … beralih ke … hati ayam kampung … yang lebih aman …. walaupun lebih mahal harganya …. … bagai mana ini …. tolong beri penjelasan …. apakah masih menggunakan zat 2 vaksin atau hormon kah atau tidak …. yang oral atau suntik … apa sih bedanya

    Reply
  13. Harga satu suntikan hormon saat ini menurut asosiasi obat hewan indonesia (ASOHI) minimal 5 USD. Jadi tuduhan bahwa ayam disuntik hormon sangat tidak logis. Harga ayam di kandang peternak kan kurang dari 20rb.ekor. mana mungkin disuntik hormon yang harganya 50rb/ekor?

    Lagi pula dimana beli hormon untuk ayam? Nggak ada yang jual kan?
    dari tulisan di atas, kenapa menyimpulkan ayam disuntik hormon? nggak ada buktinya kan? Kasihan lah peternak jadi bahan fitnah. Mereka hanya menyuntik vaksin.
    Kalau soal ayam cepat gede itu berkat kemajuan ilmu genetika. Sama saja dulu orang tua kita menanam padi butuh waktu 2 tahun, sekarang kan setahun bisa panen 2 kali (atau lebih ya?)

    30 tahun lalu ayam harus dipelihara 3 bulan, sekarang cukup 1 bulan untuk menghasilkan 1 kg ayam hidup.

    Kalau tidak percaya, silakan ke kandang ayam saya, amati selama sebulan pelihara ayam, apakah nyuntik hormon atau tidak.

    Reply
  14. Sekarang inilah terbukti, bahwa pemerintah memang tidak tahu apa2….
    Beberap bulan yg lalu pemerintah kita, ingin memberantas mafia dan broker, khususnya pertanian dan peternakan, tp kebijakanya malah mematikan peternak, dan sekarang ini, dengan kebijakanya pula petani ikut merugi..
    Dan akibanya langsung terasa, banyak peternak yg menjadi brooker dadakan..
    Hadeuh…

    Reply
  15. Penggunaann hormon mungkin saja, saya juga kebetulan pernah berternak ayam, bisa juga pemacu makan, tapi tentunya dibarengi pemberian pakannya yg otomatis meningkat. Oleh sebab sekarang dihindari karena biaya yg tidak murah. Penggunaan antibiotik memang tidak bisa dihindari, karena wabah sewaktu-waktu membunuh ayam dalam jumlah besar.

    Reply
  16. MIn kalo pantat ayam sama otak ayam katanya ,kalo kita makan bakal mikin kepala pusing, apa iya?

    Reply

Leave a Comment